Jumat, 13 Mei 2011

PENSIUNAN POS NYARIS MATI DUDUK


Bandung-Surabayawebs.com/H.Erry Budianto.

Foto : Layanan pemulasaraan jenazah yang diselenggarakan oleh PPPos Wilsus Kantor Pusat kerjasama dengan Yayasan Bunga Kambodja.

La Poste yang dikelola oleh H. Tjetjep Djuhanda memuat tulisan Haji Erry Budianto di Surabayawebs.com sebagai berikut :

Manfaat Pensiun (MP) selama dua belas tahun terakhir belum ada kenaikan yang signifikan, sementara tingkat inflasi tiap tahun rata-rata sepuluh persen dan kenaikan Sembilan bahan pokok (sembako) terjadi tiap saat, menyebabkan turunnya daya beli para pensiunan PT.Pos Indonesia. Bahkan “nyaris mati duduk” tak memiliki kemampuan ekonomi lagi.

Pensiunan PT.Pos Indonesia (Persero) kini menuntut kenaikan MP karena uang pensiunan yang mereka terima sudah tidak memadai lagi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ditegaskan Ketua Umum Persatuan Pensiunan Pos Indonesia (PPPOS), Amir Marsudi, saat ini kondisi social ekonomi pensiunan pos sangat memprihatinkan. “Manfaat pensiun yang kami terima sangat rendah jika dibandingkan dengan pensiunan pegawai negeri sipil atau PNS,” ungkapnya kemudian.

Dikemukakan dia, pensiunan pos dengan pangkat tertinggi golongan IV seperti mantan Dirut Pos Indonesia, hanya menerima Rp.1,4 juta per bulan. Rata-rata pensiunan pos mendapatkan Rp.450.000 per bulan. Pensiunan terendah tiap bulan hanya menerima Rp.137.500 per bulan.

Dari sekitar 17.000 pensiunan Pos Indonesia, golongan IV mencapai 45%, golongan II s/d III sebanyak 29% dan golongan I sebanyak 24%.

Menurut Amir, kondisi tersebut membuat pensiunan pos menjerit karena amat sulit untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin tinggi. Para pensiunan pos ini sudah sepuluh tahun lebih memperjuangkan kenaikan MP mereka. Mulai mengadukan nasibnya kepada Direksi PT.Pos Indonesia secara formal maupun non formal. Juga kepada Menneg BUMN dan kepada Presiden. “Tapi sejauh ini belum ada hasilnya,” keluh dia.

Padahal, jelas Amir, pensiunan pos itu banyak mengabdi kepada Negara. Baik itu sebagai pejuang di masa revolusi kemerdekaan RI, bertugaskan di pelosok-pelosok desa di seluruh Bumi Pertiwi dan sampai ke lokasi-lokasi transmigrasi yang tidak memiliki insfrastruktur yang memadai. “Pegawai pos juga bekerja tiap hari di daerah-daerah perbatasan dalam upaya menjaga kedaulatan NKRI,” katanya.

Oleh sebab itu PPPOS akan mengadukan nasib anggotaya ke DPR RI sekaligus meminta bantuan untuk meningkatkan MP pensiuan pos. Ini ,katanya, dilakukan karena para pensiunan pos di seluruh Indonesia yang totalnya berjumlah 16.019 orang, hidupnya saat ini sungguh memprihatinkan. “Lebih dari 90% pensiunan pos ini mengandalkan uang pensiunan yang sangat kecil itu,” tutur Ketum PPPOS ini.

Direktur Kepesertaan dan Umum Dana Pensiun Pos, Mohammad Sabarudin, membenarkan belum ada besaran kenaikan uang pensiunan pos. Sampai kini, katanya, pihaknya belum menerima tambahan setoran dari manajemen pos untuk menaikkan MP.

Setiap tahun, kata dia, Dana Pensiun Pos (Dapenspos) membutuhkan Rp.87 miliar untuk memenuhi MP. Dapenpos menerima dari manajemen pos sebesar Rp.27 miliar setiap tahun dan sisanya ditutup dari hasil usaha empat anak perusahaan dan sumber lain.

Menurut Sabarudin, untuk menaikkan MP tersebut harus hati-hati karena besarannya cukup signifikan. Namun dia, percaya jika kemampuan keuangan PT.Pos Indonesia meningkat, MP untuk pensiunan pos akan dinaikkan.

Sementara itu Dirut PT.Pos Indonesia Ketut Mardjana dalam suratnya kepada PPPOS tertanggal 20 April 2011, menyatakan, pihaknya sudah mencari berbagai cara untuk meningkatkan MP pensiunan pos. Tapi dari hasil analisis dan perhitungan, semuanya berbuntut kepada kebutuhan dana yang sangat besar. Triliunan rupiah.

Disebutkan Ketut, PT.Pos Indonesia ternyata tidak memiliki dana sebesar itu. Terlebih lagi dari hasil valuasi MP penisunan sampai 31 Desember 2010, pihaknyha masih defiisit Rp.36,7 miliar. Sebab tidak bisa dipenuhi perusahaan, BoD lalu mengajukan usulan bantuan kepada pemerintah.

Diakuinya Oktober 2010 Direksi Pos Indonesia mengirim surat kepada Menko Ekonomi dengan tembusan pada menteri terkait. Lalu 25 Januari 2011 melakukan pertemuan dengan Dapenpos dan Deputy Uurusan BUMN. Pada 22 Februari 2011 manajemen pos sudah mengirim TOR usulan peningkatan kesejahteraan pensiunan pos sesuai hasil pertemuan sebelumnya. “Kami sudah berusaha optimal agar MP pensiunan PT.Pos Indonesia bisa naik,” aku Ketut Mardjana.

http://Bandung-Surabayawebs.com/H.Erry

Bandung-Surabayawebs.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar